Nabilah Ratnaduhita Putri Kuswanto siswi kelas XII C Smamuga Tulangan berhasil lolos SNBP 2025 dan mendapatkan golden Tiket di UNAIR (Zulkifli)
TULANGAN SIDOARJO – Hujan gerimis yang mengguyur Sidoarjo sore itu tak mampu menyembunyikan senyum haru seorang gadis di Perumtas 4, Jambangan, Candi. Di balik keteduhan rumah sederhana itu, Nabilah Ratnaduhita Putri Kuswanto, siswi kelas XII SMA Muhammadiyah 3 Tulangan, menatap masa depannya dengan mata berbinar. Tangannya menggenggam erat ponsel yang menayangkan siaran langsung dari Universitas Airlangga (UNAIR). Nama itu disebut—dan seketika, dunia seolah berhenti sesaat.
Ia baru saja mendapatkan Golden Ticket. Sebuah tiket emas yang hanya diberikan kepada siswa-siswi terbaik melalui jalur Seleksi Nasional Berdasarkan Prestasi (SNBP) 2025. Dan kini, gadis penghafal tujuh juz Al-Qur’an itu resmi diterima di jurusan impiannya: S1 Bahasa dan Sastra Inggris UNAIR Surabaya.
“Saya benar-benar tidak menyangka,” ucap Nabilah saat diwawancarai melalui pesan WhatsApp, Sabtu (19/4/2025). “Peminat di UNAIR sangat banyak, dan semua pasti luar biasa. Saat melihat pengumuman di YouTube UNAIR, saya hanya bisa menangis. Ini semua karena Allah, dan doa orang-orang terdekat.”
Nabilah (no.3 dari kiri memegang mic) saat diminta melantunkan ayat suci Alqur'an dalam kegiatan resmi di Smamuga (Zulkifli)
Tak banyak yang tahu, perjalanan Nabilah menuju titik ini bukan sekadar cerita tentang kecerdasan. Ini kisah tentang kesungguhan, doa, dan keyakinan yang tak pernah surut.
Sejak kelas X, Nabilah dikenal sebagai siswi yang rajin dan bersahaja. Ia selalu berada di peringkat teratas, namun tak pernah merasa lebih dari teman-temannya. Hari-harinya diisi dengan belajar, membaca buku, dan tentu saja, menghafal ayat demi ayat Al-Qur’an.
“Setiap pagi sebelum berangkat sekolah, saya sempatkan murajaah (mengulang hafalan). Itu jadi kebiasaan yang membuat hati tenang,” ujarnya lirih.
Semangat belajar Nabilah juga tercermin dari deretan prestasi akademik dan non-akademik yang ia raih. Pada 2022, ia menyabet juara 2 dalam lomba tahfidz nasional yang digelar Muhammadiyah Education Awards (MEA). Ia juga dua kali menjadi finalis lomba karya tulis ilmiah tingkat nasional di Universitas Brawijaya pada tahun 2023 dan 2024.
Di sela-sela itu, Nabilah juga menjadi langganan pembaca Al-Qur’an dalam setiap acara resmi sekolah. Suaranya lembut, penuh penghayatan, dan sering membuat audiens terdiam dalam haru.
Namun, di balik semua pencapaian itu, ada sosok penting yang tak pernah lelah mendoakan: kedua orang tuanya.
Sebagai anak tunggal dari seorang ayah yang bekerja di sektor swasta, Nabilah tumbuh dengan nilai-nilai kesederhanaan dan tanggung jawab. Ia tahu, impian yang tinggi harus ditopang oleh usaha dan doa.
“Mereka selalu bilang, jangan pernah takut bermimpi. Kalau kamu punya tekad dan Allah ridha, insyaAllah jalan itu akan terbuka,” katanya mengenang pesan ayah dan ibunya.
Dukungan pun datang dari berbagai arah. Ibu kepala sekolah, guru-guru, wali kelas, dan terutama guru BK yang mendorongnya untuk mencoba jalur Golden Ticket. “Saya sempat ragu. Tapi mereka meyakinkan saya. Dan alhamdulillah, keyakinan itu menjadi nyata,” ucap Nabilah.
Kini, tiket emas itu telah di tangan. Tapi Nabilah tahu, ini bukan garis akhir. Ini adalah awal dari perjalanan baru menuju impian yang lebih besar.
“Saya ingin menjadi guru atau dosen. Saya ingin ilmunya bermanfaat, bukan hanya untuk diri saya, tapi juga untuk banyak orang. Dan tentu saja, saya ingin tetap dekat dengan Al-Qur’an,” katanya sambil tersenyum.
Untuk teman-temannya yang belum lolos SNBP, Nabilah punya pesan: jangan berhenti bermimpi.
“Setiap orang punya waktunya sendiri. Percaya pada diri sendiri, terus berusaha, dan jangan lelah untuk berdoa. Allah tahu kapan waktu terbaik untuk memberi jawaban,” ujarnya.
Nabilah pun menutup pesannya dengan ucapan syukur dan terima kasih. Untuk orang tua, guru-guru, sahabat-sahabat, dan semua yang pernah berjalan bersamanya dalam tiga tahun terakhir.
“Terima kasih telah percaya pada saya. Ini bukan kemenangan saya sendiri. Ini kemenangan kita semua.”
Penulis : Zulkifli
Editor :

