Duri – Rumah Sakit (RS) Thursina Duri kembali mendapat apresiasi dari masyarakat atas kualitas pelayanan kesehatan yang dinilai ramah, cepat tanggap, dan penuh empati terhadap pasien maupun keluarga pasien.
Salah seorang keluarga pasien berinisial Sc, yang anaknya saat ini tengah menjalani perawatan di RS Thursina Duri, mengungkapkan rasa nyaman dan kepuasannya terhadap pelayanan yang diberikan pihak rumah sakit. Menurutnya, sejak awal perawatan hingga saat ini, tenaga medis di RS Thursina menunjukkan sikap yang sangat bersahabat dan profesional.
> “Kami benar-benar merasa diperhatikan. Dokter dan perawat sangat teliti, tutur katanya lembut, penuh simpati, dan selalu memberikan motivasi serta semangat agar anak kami cepat sembuh. Itu membuat anak kami dan kami sebagai keluarga merasa tenang,” ujar Sc kepada media ini.
Sc menambahkan, setiap keluhan yang disampaikan, baik oleh pasien maupun keluarga, langsung ditanggapi dengan sigap oleh perawat dan dokter. Pelayanan yang ramah dan penuh empati tersebut, menurutnya, menjadi nilai lebih yang sangat dirasakan selama masa perawatan.
Namun, pengalaman tersebut sangat berbeda dengan yang pernah dialami Sc sebelumnya ketika anaknya dirawat di salah satu rumah sakit pemerintah, yakni RSUD Mandau. Ia mengaku saat itu merasakan banyak kekurangan dalam pelayanan.
> “Waktu dirawat di RSUD Mandau, kami merasa kurang mendapat perhatian. Beberapa kali terjadi kelalaian dalam perawatan anak kami. Ada perawat yang tidak menunjukkan rasa simpati, bahkan tutur katanya terkesan membuat jengkel,” ungkapnya.
Selain sikap tenaga medis, Sc juga menyoroti keterbatasan fasilitas yang dirasakannya di rumah sakit pemerintah tersebut. Ia menyebut dokter kerap tidak tepat waktu, serta menunjukkan ekspresi yang dinilai kurang ramah terhadap pasien dan keluarga.
Dari sisi pelayanan makanan pun, perbedaan dirasakan cukup mencolok. Sc membandingkan layanan makanan pasien di RS non-pemerintah dengan yang diterima di RSUD.
> “Di RS pemerintah, makanan pasien hanya dibungkus plastik. Kami jadi bertanya-tanya, apakah ada perbedaan anggaran BPJS yang diterima RSUD dengan rumah sakit non-pemerintah seperti RS Thursina, sehingga kualitas pelayanan bisa sangat berbeda?” katanya.
Sc menilai, sebagai rumah sakit milik pemerintah, seharusnya RSUD mampu memberikan pelayanan yang lebih baik, mengingat dukungan anggaran dan fasilitas yang berasal dari negara. Ia berharap ke depan ada evaluasi menyeluruh terhadap kualitas layanan rumah sakit pemerintah agar masyarakat mendapatkan pelayanan kesehatan yang manusiawi, ramah, dan profesional.
Sementara itu, RS Thursina Duri dinilai telah berhasil menunjukkan bahwa pelayanan kesehatan tidak hanya soal tindakan medis, tetapi juga menyangkut empati, komunikasi yang baik, serta kenyamanan pasien dan keluarga selama menjalani proses perawatan. (Red)

