Jakarta, 19 April 2025 – Dunia kedokteran Indonesia diguncang oleh meningkatnya laporan pelecehan seksual yang melibatkan tenaga medis. Situasi ini memunculkan kegelisahan yang mendalam di kalangan akademisi dan praktisi kesehatan, sebagaimana diungkapkan oleh Fitri Sepviyanti Sumardi, staf ahli Kedokteran Wawasan Hukum Nusantara dan dosen di Fakultas Kedokteran UPN 'Veteran' Jawa Timur, dalam tulisannya bertajuk "WHN: Jas Putih dan Luka Diam".
Fitri mengungkap bahwa pelecehan seksual di lingkungan medis memiliki dimensi kompleks akibat relasi kuasa yang timpang antara dokter-pasien, pendidik-peserta didik, maupun senior-junior di institusi medis. Ketimpangan ini menciptakan ruang sunyi yang kerap menyulitkan korban untuk bersuara, bahkan mendorong budaya diam yang membahayakan.
“Jika persoalan ini terus diabaikan, kita bukan hanya membiarkan kejahatan berulang, tetapi juga menggerogoti kepercayaan publik terhadap profesi kedokteran,” tegas Fitri.
Ia juga menyoroti lemahnya mekanisme pelaporan di banyak institusi medis. Tidak sedikit kasus yang diselesaikan secara informal atau bahkan disangkal, akibat ketidakhadiran SOP tegas dalam menangani kekerasan seksual. Hal ini diperparah oleh posisi pelaku yang kerap memiliki jabatan struktural tinggi, sehingga korban merasa tak berdaya.
Fitri menyerukan adanya reformasi sistemik, termasuk revisi kurikulum kedokteran agar pendidikan etika tidak hanya menjadi teori, melainkan kompetensi inti dalam pembentukan karakter dan kesadaran sosial. Ia juga mengusulkan pembentukan sistem pelaporan independen, audit etik berkala, penerapan protokol chaperone dalam pemeriksaan sensitif, serta sanksi tegas dari organisasi profesi seperti IDI dan KKI.
“Sudah waktunya profesi ini membersihkan dirinya dari dalam,” tulisnya, sembari menekankan pentingnya keberanian bersuara dari para korban dan solidaritas dari rekan sejawat.
Artikel tersebut bukan sekadar kritik, melainkan panggilan moral untuk menjaga marwah profesi kedokteran sebagai pelindung kehidupan, bukan penyebab luka. Sebab, saat kepercayaan masyarakat terhadap jas putih tercemar, yang tergadaikan adalah keselamatan bangsa.(***)
