Dalam kehidupan seorang muslim, dua hal selalu berjalan beriringan — nikmat dan ujian. Kadang Allah memberi kelapangan rezeki, di waktu lain Dia menguji dengan kesempitan. Semua itu bukan tanpa makna, karena di balik setiap keadaan tersimpan pelajaran spiritual yang mendewasakan jiwa.
Islam mengajarkan bahwa syukur dan sabar adalah dua sayap keimanan. Keduanya saling melengkapi, menjadi pedoman utama agar manusia tetap teguh di jalan Allah, baik dalam suka maupun duka.
1. Syukur: Menyadari Nikmat Sekecil Apa Pun
Syukur bukan hanya diucapkan lewat lisan, tetapi diwujudkan dalam tindakan dan hati yang selalu ingat kepada Sang Pemberi Nikmat.
Rasulullah ﷺ bersabda:
> “Barang siapa tidak bersyukur kepada manusia, maka ia tidak bersyukur kepada Allah.”
(HR. Tirmidzi)
Setiap napas, kesehatan, dan kesempatan untuk berbuat baik adalah bentuk nikmat yang seringkali tidak kita sadari. Dalam Al-Qur’an, Allah menegaskan:
> “Dan jika kamu menghitung nikmat Allah, niscaya kamu tidak akan mampu menghitungnya.”
(QS. Ibrahim: 34)
Syukur sejati adalah saat hati merasa cukup, bukan karena memiliki segalanya, tetapi karena yakin semua yang Allah beri adalah yang terbaik.
2. Sabar: Keteguhan dalam Ujian
Sabar bukan berarti pasrah tanpa usaha, melainkan keteguhan hati untuk tetap istiqamah dalam kebaikan, meski keadaan tidak sesuai harapan.
Allah berfirman:
> “Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar.”
(QS. Al-Baqarah: 153)
Dalam setiap ujian, sabar menjadi benteng keimanan. Dengan sabar, seorang muslim tidak mudah putus asa dan tetap yakin bahwa setelah kesulitan akan datang kemudahan.
> “Maka sesungguhnya bersama kesulitan itu ada kemudahan.”
(QS. Al-Insyirah: 6)
Sabar bukan hanya ketika kehilangan sesuatu, tetapi juga ketika menahan diri dari amarah, menjaga lisan, dan terus berbuat baik meski tidak dihargai.
3. Menyatukan Syukur dan Sabar dalam Kehidupan
Keduanya seperti siang dan malam — saling melengkapi dalam perjalanan hidup seorang mukmin. Saat diberi nikmat, bersyukurlah agar nikmat bertambah. Saat diuji, bersabarlah agar dosa dihapus dan derajat diangkat.
Rasulullah ﷺ bersabda:
> “Sungguh menakjubkan urusan orang beriman, karena segala urusannya adalah kebaikan baginya. Jika ia mendapat kesenangan, ia bersyukur, dan itu baik baginya. Jika ia ditimpa kesusahan, ia bersabar, dan itu juga baik baginya.”
(HR. Muslim)
4. Refleksi untuk Umat
Di tengah kehidupan modern yang serba cepat dan penuh tekanan, umat Islam perlu kembali menata hati. Dunia menawarkan banyak hal yang bisa membuat lalai — tetapi hanya dengan syukur dan sabar, hati akan tenang dan hidup menjadi berkah.
Mari kita isi hari-hari dengan dzikir, sedekah, dan doa, karena itulah cara terbaik untuk memelihara hubungan dengan Allah SWT dan sesama manusia.
Syukur menumbuhkan rasa cinta kepada Allah, sabar menumbuhkan kekuatan jiwa. Keduanya menjadikan hidup lebih bermakna dan langkah lebih ringan menuju ridha-Nya.
Semoga kita termasuk golongan yang selalu bersyukur dalam nikmat dan bersabar dalam ujian.
> “Jika kamu bersyukur, niscaya Aku akan menambah nikmatmu; tetapi jika kamu kufur, sesungguhnya azab-Ku sangat pedih.”
(QS. Ibrahim: 7)