-->

Iklan

Dana Negara Sama, Perlakuan Berbeda: Ada Apa dengan Pelayanan RSUD?

Redaksi
Wednesday, December 17, 2025, December 17, 2025 WIB Last Updated 2025-12-17T11:42:37Z


Duri – Program BPJS Kesehatan digadang-gadang sebagai wujud kehadiran negara dalam menjamin hak dasar masyarakat atas layanan kesehatan. Namun di lapangan, fakta berbicara lain. Meski dibiayai dengan skema yang sama, pasien BPJS kerap merasakan perlakuan yang jauh berbeda antara rumah sakit pemerintah (RSUD) dan rumah sakit non-pemerintah.


Investigasi ini menegaskan satu hal penting:

Tidak ada perbedaan dana BPJS yang dibayarkan ke RSUD dan RS swasta, termasuk untuk pasien BPJS PBI (gratis).

Namun ironisnya, perbedaan pelayanan justru sangat mencolok.


RSUD: Rumah Sakit Negara yang Kehilangan Rasa

Kesaksian keluarga pasien berinisial Sc menjadi potret nyata yang tidak bisa diabaikan. Saat anaknya dirawat di RSUD, Sc mengaku mengalami serangkaian pelayanan yang dinilai jauh dari kata manusiawi.


Kelalaian perawatan, sikap perawat yang dingin bahkan ketus, dokter yang kerap terlambat, hingga fasilitas yang minim, menjadi pengalaman pahit yang membekas.

> “Yang paling menyakitkan bukan hanya fasilitas, tapi sikap. Anak sedang sakit, tapi diperlakukan seperti beban,” ujar Sc.


Pertanyaannya sederhana namun menusuk:

Jika dana negara sudah mengalir, ke mana perginya empati?

Bukan Soal Uang, Tapi Mentalitas

Fakta sistem BPJS membantah dalih klasik “anggaran kurang”. Sistem INA-CBGs memastikan rumah sakit menerima pembayaran berdasarkan diagnosis, bukan status pasien.


Artinya:

Pasien BPJS gratis tidak dibayar lebih murah

RSUD tidak dirugikan secara finansial

Tidak ada alasan pembenaran atas pelayanan buruk

Jika pelayanan tetap buruk, maka masalahnya bukan pada sistem, melainkan pada mentalitas pelayanan dan tata kelola.


Birokrasi Dijadikan Tameng

RSUD kerap berlindung di balik alasan birokrasi dan beban pasien yang tinggi. Namun alasan ini justru memperlihatkan kegagalan negara dalam mengelola fasilitas kesehatannya sendiri.


Birokrasi yang lamban:

Membunuh kecepatan layanan

Menggerus kualitas fasilitas

Melemahkan pengawasan tenaga medis

Akibatnya, pasien menjadi korban sistem yang seharusnya melindungi mereka.


Makanan Pasien: Simbol Ketimpangan

Hal yang tampak sepele namun sarat makna adalah pelayanan makanan pasien. Di RSUD, makanan pasien kerap disajikan dengan standar minim, bahkan hanya dibungkus plastik.

Ini memunculkan pertanyaan publik yang wajar:

Apakah pasien BPJS hanya layak mendapat layanan sekadarnya?

Padahal, secara anggaran, tidak ada perbedaan hak pasien BPJS di RSUD dan RS swasta.


RS Swasta Membuktikan Negara Bisa

Pengalaman Sc di rumah sakit non-pemerintah menjadi cermin yang memalukan bagi RSUD. Dengan dana BPJS yang sama, rumah sakit swasta mampu:

Memberikan pelayanan ramah

Menjaga komunikasi yang manusiawi

Menghadirkan empati sebagai bagian dari terapi

Ini membuktikan bahwa pelayanan bermartabat bukan soal mahal atau murah, melainkan soal komitmen.


Kritik Terbuka untuk Pemerintah Daerah

RSUD adalah wajah negara di mata rakyat. Jika wajah itu kusam, dingin, dan menyakitkan, maka kepercayaan publik akan runtuh.

Pemerintah daerah tidak bisa terus diam dan membiarkan:

Keluhan pasien menguap tanpa sanksi

Tenaga medis tanpa evaluasi sikap

RSUD berjalan tanpa kontrol kualitas layanan


Jika rumah sakit milik negara kalah empati dari rumah sakit swasta, maka ada yang sangat salah dalam sistem pelayanan publik kita.


Catatan Akhir

BPJS bukan sekadar kartu berobat. Ia adalah janji negara.

Dan setiap pelayanan buruk di RSUD adalah pengkhianatan kecil terhadap janji itu.

Masyarakat tidak menuntut kemewahan. Mereka hanya menuntut diperlakukan sebagai manusia. (Red)


Komentar

Tampilkan

  • Dana Negara Sama, Perlakuan Berbeda: Ada Apa dengan Pelayanan RSUD?
  • 0

Terkini