-->

Iklan

Malapetaka di Tambang Batu Bara — Saat Keserakahan Bertemu Kelalaian

Saturday, December 06, 2025, December 06, 2025 WIB Last Updated 2025-12-06T12:50:40Z
Jakarta, 6 Desember 2025 — Insiden mengerikan terjadi di sebuah tambang batu bara, yang menurut laporan awal menewaskan sekitar 500 orang akibat ledakan hebat di lokasi tambang. 

Menurut pemberitaan dariCNBC Indonesia, kejadian ini terjadi secara tiba-tiba, memicu kebakaran besar yang membuat para pekerja — sebagian besar diduga pekerja tambang — tertimbun atau terbakar di area lokasi. 

Penyebab pasti ledakan dan kebakaran masih dalam investigasi. Namun, banyak pihak menyerukan perhatian serius terhadap praktik keselamatan di industri tambang, dengan menyoroti aspek pengelolaan bahaya gas dan debu batu bara. 

Menurut riset terhadap sektor pertambangan batu bara di Indonesia — dan secara global — tambang batu bara menghadapi risiko tinggi akan kecelakaan, termasuk ledakan dan kebakaran. 

Faktor pemicu umum dalam ledakan tambang adalah akumulasi gas berbahaya seperti Metana (CH₄) atau gas beracun lain, serta debu batu bara yang mudah terbakar. 

Jika sistem ventilasi, deteksi gas, atau prosedur keselamatan diabaikan atau tidak memadai — misalnya karena tekanan produksi, penghematan biaya, atau kurang pengawasan — potensi terjadinya bencana besar menjadi sangat tinggi. 

Menurut hasil penelitian terbaru di Indonesia terhadap sektor tambang, terdapat kekurangan kerangka kerja (framework) resmi untuk manajemen darurat (emergency management) yang standar dan konsisten di seluruh perusahaan tambang. 

Pendekatan terhadap keselamatan kerja berbeda-beda antar perusahaan — sehingga sulit melakukan evaluasi dan perbaikan secara menyeluruh. 

Banyak tambang beroperasi dengan sistem keselamatan yang lemah — misalnya ventilasi kurang, deteksi gas tidak rutin, prosedur darurat dan pelatihan pekerja minimal — sehingga kondisi berisiko tinggi tetap dipaksakan demi produksi. 


Tragedi seperti ini — jika angka korban 500 orang benar — akan menjadi salah satu bencana pertambangan paling fatal dalam sejarah Indonesia.

Reaksi publik dan seruan dari serikat pekerja/masyarakat sipil kemungkinan besar akan menuntut:

Penyelidikan menyeluruh terhadap perusahaan tambang dan pihak terkait, untuk memastikan tanggung jawab hukum dan moral.

Reformasi regulasi pertambangan, terutama standardisasi prosedur keselamatan dan manajemen risiko gas/debu di tambang.

Audit lebih luas terhadap semua tambang batu bara di Indonesia — agar tidak ada potensi bencana yang terabaikan.

Mengacu dari analisa global kecelakaan tambang:

Gas seperti metana yang terperangkap di dalam tambang bisa menjadi bom waktu — jika ventilasi dan deteksi gas diabaikan, sedikit percikan api saja bisa memicu ledakan. 

Debu batu bara yang menumpuk bisa memperparah ledakan, membuat api meluas dengan cepat. 

Dibutuhkan kerangka keselamatan dan manajemen darurat yang ketat — termasuk pemantauan gas, ventilasi memadai, pelatihan pekerja, dan prosedur evakuasi — agar risiko bisa ditekan secara signifikan. 

Tragedi di tambang batu bara ini — selain sebagai malapetaka manusia — seharusnya menjadi titik balik bagi industri tambang di Indonesia. Bila terlambat bertindak, keselamatan pekerja akan terus diabaikan demi profit, dan bencana serupa bisa kembali terulang.

Harus ada investigasi tuntas, audit reguler, dan perbaikan standar keselamatan seutuhnya — demi melindungi nyawa pekerja.


Komentar

Tampilkan

  • Malapetaka di Tambang Batu Bara — Saat Keserakahan Bertemu Kelalaian
  • 0

Terkini