Batam, Bukit-bukit di di Kota Batam, Kepula Riau, perlahan hilang, pindah jadi daratan di tempat lain. Pemotongan bukit (cut) dan penimbunan (fill) lahan marak terjadi di Kota Batam. Aktivitas ini pun berdampak kepada lingkungan sekitar dan merugikan masyarakat. Apalagi, cut and fill serampangan tanpa izin pemerintah pada, Rabu (8/6/2025).
Pemotongan bukit persis di belakang tempat ibadah (mesjid) yang berlokasi di Tanjung Uncang, Kec. Batu Aji, Kota Batam. Aktvitas keluar masuk mobil mengakibatkan polusi, debu yang mencemari udara bakau bakau di timbun tambang pasir ilegal marak di kecamatan nongsa tidak jauh dari mapolda kepri apakah aph tutup mata atau memang mantanya sengaja di tutup oleh para pengusaha.
Salah seorang masyarakat tanjung uncang yang engan nama di publikasi kan saat di temui pada minggu, 8/6/2025
"Dijalan betaburan debu kami sebagai masyarakat sangat merasa dirugikan akibat kegiatan yang berlangsung, apa lagi di hari hujan tanah yang lengket di ban mobil membuat jalan jadi tidak bersahabat," ucap warga setempat.
Aktivitas pemotongan bukit bukan cuman masyarakat yang dirugikan, menyebabkan kerugian bagi negara dalam berbagai aspek, termasuk ekonomi, lingkungan, dan sosial.
Kegiatan yang terlihat jelas persis tidak jauh dari jalan besar seakan tidak ada pemantauan serius dari pihak aparat kepolisian dimana kegiatan diduga tidak mengantongi izin dari pemerintah.
Kita juga sayangkan kinerja pemko Batam dalam hal ini dinas lingkungan hidup kota Batam sebentar lagi batam ini bisa tengelam lihat lah perusakan lingkungan yang ulah pengusaha nakan bukit di potong dan bakau bakau di timbun tambang pasir darat di biarkan saja kita laporkan lihat baik dinas lingkungan hidup dan aparat penegak hukum tak berdaya menindak aktivitas ke rusak Lingkungan kita harpakn kementrian lingkungan hidup dapat mengarkan hal ni kita yakin ini ada permainan oknum pengusaha dan oknum intansi pemerintah. Tutup nya
Sampai berita ini di naikan dinas lingkungan hidup dan aph terus di konfirmasi demi berimbang nya pemberitaan. ( sandi jambak)

