Jakarta — Penangkapan terhadap Dewi Astutik alias PA (43), buronan internasional dalam kasus penyelundupan narkoba, membongkar jejak kelam di balik dirinya. Dari data Badan Narkotika Nasional (BNN), Dewi berubah haluan dari korban penipuan atau scamming menjadi otak peredaran narkoba lintas negara setelah bertemu seorang warga negara Nigeria — berinisial DON — yang dijuluki “godfather”.
Menurut keterangan BNN, Dewi tiba di Kamboja pada Februari 2023 dan semula sempat bekerja sebagai guru kursus. Namun setelah berkenalan dengan DON, ia diduga dibina untuk mengendalikan jaringan narkotika internasional. DON disebut menjadi pemasok utama narkotika, sementara Dewi memegang peran sebagai pengatur logistik, pengemasan, dan distribusi barang haram tersebut ke berbagai wilayah, termasuk rute Asia–Afrika–Amerika Latin.
Penangkapan terhadap Dewi dilakukan pada Senin (1/12/2025) di Sihanoukville, Kamboja, dalam operasi gabungan antara BNN, tim intelijen militer, aparat Kamboja, dan dukungan diplomatik dari perwakilan Indonesia di Kamboja. Dari penyelidikan awal, Dewi diduga menjadi otak penyelundupan sekitar dua ton sabu dengan nilai materi mencapai sekitar Rp 5 triliun.
Dengan demikian, perjalanan Dewi dari pekerja kursus hingga menjadi bandar narkoba internasional mencerminkan pola peredaran narkoba yang melibatkan jaringan lintas negara, dengan memanfaatkan kedok pekerjaan legal sebagai jaring awal untuk aktivitas kriminal. Penangkapan ini juga menunjukkan bahwa kolaborasi antar-negara dan antar-institusi sangat penting dalam membongkar sindikat narkoba global.