Jakarta — Pasar kripto kembali diguncang oleh penurunan tajam dalam harga Bitcoin, memperpanjang periode ketidakpastian dan tekanan di aset digital global.
Menurut analisis di awal Desember 2025, Bitcoin sempat diperdagangkan hingga sekitar US$ 85.461 — turun signifikan dari rekor tertinggi (~US$ 126.200) yang dicapainya bulan Oktober.
Hal ini menggagalkan tren biasanya di mana BTC sering menguat menjelang akhir tahun, dan menandai masuknya kripto dalam fase “bearish” yang diperkuat oleh penjualan besar‑besaran, likuiditas pasar yang menipis, serta ketidakpastian ekonomi global.
Faktor Pemicu Anjloknya Harga
Sentimen “risk-off” pasar global: Investor global menghindari aset berisiko, termasuk Bitcoin, terutama di tengah kekhawatiran terhadap suku bunga dan kondisi ekonomi Amerika Serikat yang belum pasti — mempengaruhi permintaan terhadap kripto.
Likuiditas menurun & arus keluar institusional: Menurut data terkini, ada arus keluar besar dari dana kripto institusional, membuat pasar kripto lebih rentan terhadap aksi jual massal.
Tekanan makroekonomi & efek pasar keuangan global: Fluktuasi dalam pasar saham, tingkat suku bunga, serta kondisi ekonomi makro ikut menyeret harga aset kripto ke bawah.
Implikasi bagi Investor & Pasar Kripto
Karena volatilitas tinggi dan likuiditas yang menipis, pasar kripto menjadi lebih berisiko: investor yang menggunakan leverage sangat rentan terhadap likuidasi.
Untuk investor jangka panjang, periode penurunan ini bisa menjadi momentum untuk menilai ulang strategi—apakah ingin hold, cut loss, atau menunggu stabilisasi pasar.
Bagi pelaku institusional atau investor besar, kondisi ini menunjukkan bahwa kripto belum bisa menjadi aset safe‑haven di tengah ketidakpastian global: saat pasar global melemah, Bitcoin dan asset kripto cenderung terkena dampaknya.
